MENU NAVIGATION


GAGAL NAFAS PADA ANAK

BATASAN
Distres pernafasan adalah suatu keadaan sistem respirasi melakukan kompensasi untuk memperbaikai pertukaran gas yang menurun dalam paru serta mempertahankan oksigenasi dan ventilasi.
Gagal nafas merupakan suatu keadaan sistem respirasi gagal memenuhi kebutuhan metabolik tubuh untuk mengabsorbsi O2, membuang CO2 dan berhubungan dengan hipoksemia, hiperkapnia, atau kedua-duanya bergantung kepada proses penyakitnya.

ETIOLOGI
Kegagal paru yang dapat terjadi karena penyakit yang menyerang saluran nafas, alveoli, membran kapiler alveoli, atau sirkulasi pulmonal yang menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia.
Kegagalan pompa respirasi, terjadi karena berbagai penyakit mulai dari pusat pernafasan diotak sampai medula spinalis bagian atas, nervus frenikus, dan otot dinding dada, terutama menyebabkan hiperkapnia.

Tabel 13.2 Penyebab Utama Gagal Nafas pada Anak
Kegagalan paru
Asma
Bronkiolitis
Displasia bronkopulmonal
Sindrom distres pernafasan akut
Obstruksi saluran nafas
Kegagalan pompa respirasi
Overdosis obat
Penyakit susunan saraf pusat
Penyakit neuromuskular
a
sumber: Nichols dkk, 1996

TIPE GAGAL NAFAS
1. Gagal nafas tipe I adalah kegagalan paru untuk mengoksigenasi darah dan terjadi dalam 3 keadaan
Gangguan ventilasi/perfusi (V/Q mismatch), terjadi bila darah mengalir kebagian paru untuk ventilasinya buruk atau rendah. Keadaan ini paling sering.
Gangguan difusi yang disebabkan oleh penebalan membran alveolara atau pembentukan cairan interstitial pada sambungan alvolar-kapiler
Pirau intrapulmonal yang terjadi bila aliran darah melalui area paru-paru yang tidak pernah mengalami ventilasi.
2. Gagal nafas tipe II terjadi karena hipoventilasi alveolar dan biasanya sekunder karena berbagai keadaan seperti disfungsi susunan saraf pusat, sedasi atau gangguan neuromuskular.

Tabel 13.3 Tipe Gagal Nafas
Temuan Klinis Penyebab Contoh

Tipe I
Hipoksia, PaCO2 
PaO2 normal









Tipe II
Hipoksia
Hiperkapnia
PaO2 
PaCO2 
Gangguan ventilasi/perfusi





Gangguan difusi pirau





hipoventilasi
Posisi (terlentang ditempat tidur), sindrom distres pernafasan akut (SDPA), atelektasis, pneumonia, emboli paru, displasia bronkopulmonal
Edema paru, SDPA, pneumonia interstitial
Malformasi artrio-vena paru, malformasi adenomatoid kongenital

Penyakit neuromuskular (polio, sindrom Guillan Barre, trauma kepala, sedasi, disfungsi dinding dada (luka bakar), kifosis, hiperreaktivitas saluran nafas berat
Sumber : Carpenter dkk, 2001

KRITERIA DIAGNOSIS
Gagal nafas diawali oleh stadium kompensasi. Pada keadaan ini ditemukan peningkatan upaya nafas (work of breathing) yang ditandai dengan adanya distres pernafasan (pemakaian otot pernafasan tambahan, retraksi, takipnea, dan takikardia). Stadium dekompensasi muncul belakangan ditandai dengan menurunnya upaya nafas.
Anamnesis.
Penurunan aktivitas dan perubahan status mental, keluhan nafas pendek, sesak, atau sakit kepala. Riwayat menelan benda asing dan infeksi saluran nafas atas sebelumnya.
Pemeriksaan fisis.
Peningkatan upaya nafas dan perubahan pola serta frekuensi nafas
Takikardia.
Retraksi dinding dada.
Suara nafs melemah
Sianosis
Letargi, kesadaran 
Pulsus paradoksus > 30 mmHg
PaO2< 60 mmHg (F1O2 0,6)
PaCO2 > 45 mmHg
PH < 7,3

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Henti kardiovaskular

PENATALAKSANAAN
Resusitas segera
Stabilisasi dan cegah perburukan. Berikan oksigenasi, kontrol saluran nafas, tata laksana ventilasi, stabilisasi sirkulasi dan terapi farmakologis.
Gagal nafas diruang gawat darurat
Survei primer : lakukan pemeriksaan observasional dengan Segitiga Penilaian Pediatri (tampilan, kinerja nafas, dan sirkulasi kekulit)
Prioritas pengobatan : lakukan langkah resusitasi ABC dan penilaian derajat kesadaran.
Survei sekunder : anamnesis dan pemerikasaan fisis singkat dikerjakan simultan dan konprehensif bersamaan pada saat melakukan prioritas pengobatan.
Bila pasien sadar
Penanganan minimal, bayi dipangkuan orangtua, dalam posisi yang nyaman, jangan memaksakan pasien dalam posisi tidur, berikan suplemen oksigen (aliran rendah atau tinggi), pasang pemantau kardiorespirasi dan pulse oxymeter, akses intravena bila perlu, anamnesis, dan pemerikasaan klinis singkat.
Bila pasien tidak sadar
Buka jalan nafas (manuver tengadah kepala angkat dagu, mengedapkan rahang), posisi pemulihan. Hisap lendir (10 detik), ventilasi tekanan positif dengan O2 100%. Intubasi endotrakeal dan pijat jantung luar bila diperlukan.

Inflamasi bronkus, edema mukosa, kontraksi otot polos jalan napas dan peningkatan produksi dan viskositas mukus dapat mengakibatkan obstruksi, peningkatan resistensi jalan napas, V / Q mismacth dan peningkatan ruang rugi (VD). Pada keadaan ini beberapa preparat farmakologis dapat digunakan:
• 2-agonis
• antikolinergik
• kortikosteroid
• teofilin

Obat-obatan yang bisa diberikan pada gagal nafas

Obat Preparat pemberian Cara pemberian Dosis
Terbutalin Larutan 0,5% Inhalasi 0,05-0,15 mg/kg
Epinefrin MDI 0,2 mg/puff
Larutan 0,1% Inhalasi
Subkutan 1-2 puff
0,2 mg/kg (maks 6 mg)
Aminofilin 1 mg/mL (1:1000) Intravena 4-6 mg/kg dalam 30” dilanjutkan 0,8-0,9 mg/kg/jam
Metilprednisolon Larutan 24 mg/mL Intravena 1 mg/kg tiap 6 jam
Kombinasi budesonid dan terbutalin



Tabel 13.4 Tindakan Awal Gagal Nafas
Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan




Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas melemah
Warna kulit
Tindakan




Penilaian
Status mental
Tonus otot/posisi tubuh
Gerakan dada
Upaya nafas
Warna kulit
Tindakan Distres pernafasan
Sadar, agitasi, melawan
Normal, posisi tripod
Ada
Meningkat
Kemerahan atau pucat
Pendekatan segera, bekerja dengan tingkat sedang, bantu anak dalam posisi nyaman, beri O2 tanpa menyebabkan agitasi, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya.

Gagal nafas
Agitasi hebat atau kurang responsif
Normal atau hipotonia
Ada
Sangat meningkat diselingi periode apnea
Pucat, berbercak (mottled) atau sianosis
Gerak cepat, buka saluran nafas, hisap lendir, berikan O2, segera berikan bantuan ventilasi tekanan positif bila pasien tidak membaik, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya

Henti nafas
Tidak responsif
Atonia
Tidak ada
Tidak ada
Sianosis
Segera buka saluran nafas, hisap lendir, berikan O2, segera berikan bantuan ventilasi tekanan positif, nilai ulang ada/kembalinya nafas spontan, pengobatan berdasarkan evaluasi selanjutnya


PROGNOSIS
Bergantung dari etiologi, diagnosis dini, kecepatan serta penanganan gagal nafas.