MENU NAVIGATION


NYERI POST OPERASI

NYERI POST OPERASI


Definisi Nyeri

Rasa nyeri (nosisepsi) merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindungi badan kita dan dilain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi nyeri menurut The International Association for the Study of Pain ialah sebagai berikut, nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (nonnoksius, epikritik) misalnya sentuhan ringan, kehangatan, dan tekanan ringan.

Definisi nyeri post operasi

Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada regio thoraks, intraabdomen, tulang panjang serta persendian. Sekitar 60% pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan. Sebaliknya, pada operasi di regio kepala, leher serta dinding perut hanya 15% yang dapat menimbulkan nyeri hebat pada beberapa pasien

Faktor yang Memengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:

1. Arti nycri

bagi seserang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, sepc:rti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial kultural, lingkungan; dan pengalaman.

2. Persepsi Nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitio. Yersepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

3. Toleransi Nyeri

Toleransi ini erat hubungannya dengan adanya intensitas nyeri yang dapat memengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat memengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnosis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan scbagianya. Sedangkan faktor yang menurunkan tolcransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tiidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.

4. Reaksi terhadap Nyeri

Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk recspons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut, cemas, usia dan lain-lain.

Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri pasca operasi diantarnya

· keadaan fisik pasien,

· emosional

· serta lingkungan.

Kecemasan adalah suatu bentuk reaksi pasien terhadap rasa nyeri yang dialaminya. Perasaan takut, cemas dan khawatir tak ditolong dapat memperberat rasa nyeri tersebut.

Pada bayi dan neonatus cenderung tidak toleransi terhadap rasa nyeri, sehingga penanganan yang tepat dalam menanggulangi rasa nyeri dapat menurunkan angka morbiditas dalam operasi mayor di golongan umur tersebut.

Fisiologi dari nyeri pasca operasi

Melibatkan transmisi impuls nyeri melalui serat aferen splanknik (bukan serat vagus) menuju sistem saraf pusat dimana akan menginisiasi saraf spinal, batang otak dan reflek korteks. Respon spinal dihasilkan dari stimulasi neuron di cornu anterior, menghasilkan spasme otot skelet, vasospasme dan ileus gastrointestinal. Batang otak merespon nyeri termasuk gangguan dalam ventilasi, tekanan darah dan fungsi endokrin. Kortikal meresponnya dengan pergerakan volunter dan perubahan psikologik seperti rasa takut. Respon emosional ini memfasilitasi transmisi spinal nosiseptif dan ambang lebih rendah dari persepsi nyeri.


PENANGANAN NYERI

MANEJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIK

Dengan perilaku kognitif

1.hypnosis

Pada saat klien dibawa ke kondisi hypnosis maka Critical Area Klien terbuka dan tentunya sugesti yang disampaikan oleh hypnotist akan langsung masuk kedalam pikiran bawah sadar klien selain itu gelombang otak pasien akan menurun juga dari gelombang Beta ke Alfa dan theta. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra kita meningkat.

2.Relaksasi

Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1989).

Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : posisi yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (misal; bantal menyokong leher),

ü Pasien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara

ü Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan dan merasakan betapa nyaman hal tersebut

ü Pasien bernapas beberapa kali dengan irama normal

ü Pasien menarik napas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat

ü Pasien mengulang langkah ke-4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain

ü Setelah pasien merasa rileks, pasien dianjurkan bernapas secara pelan-pelan. Bila nyeri menjadi hebat, pasien dapat bernapas dangkal dan cepat.

3.Distraksi

Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007)

Jenis-jenis distraksi:

ü Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visua

ü Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).

ü Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.

ü Distraksi intelektualAntara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.

4.Music terapi
Hal ini ditujukan bagi Anda yang memang suka dengan yang namanya mendengarkan alunan nada.
Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur'an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemricik air yang turun, atau dengan musik klasik.

5.imajinasi terbimbing

Tekhnik ini dengan mengarahkan pasien membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak dia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal lainnya dimana Anda lebih tau bagaimana memberikan ketenangan .

· Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi :

1. Stimulasi kulit

2. Stimulasi electric (TENS)

3. Akupuntur

4. PlasePlasebo

adalah istilah obat yang dibuat tanpa bahan kimia yang kadang hanya berisi cairan garam. Tapi efek plasebo (semu) telah banyak membuat orang sakit tersugesti untuk sembuh.


MANEJEMEN NYERI FARMAKOLOGIS

Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri :

1.Analgetika golongan non narkotika

2.Analgetika golongan narkotika

3.Adjuvan


IMPIKASI PERAWAT

1.Perawat dituntut untuk mempunyai kapasitas yang memadai sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan yang adekuat terhadap nyeri yang dirasakan oleh pasien, untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai nyeri dan penangannya dimana hal ini bisa dilakukan dalam masa pendidikan maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan secara terpadu.

2.Mengingat kompleknya aspek nyeri, dan banyaknya keluhan ini ditemukan pada pasien maka sudah saatnya perawat membentuk suatu tim keperawatan yang khusus yang menangani nyeri baik di tatanan rawat jalan maupun rawat inap.

3.Perawat dituntut untuk mampu menjembatani kepentingan pasien terkait dengan nyeri dan penanganannya sesuai dengan kebutuhan pasien.

4.Pengetahuan dan ketrampilan mengenai penanganan nyeri baik pendekatan non farmakologis maupun farmakologis serta tindakan yang lainnya mutlak diperlukan dan dikuasai oleh perawat.