MENU NAVIGATION


PENANGANAN HIPERTENSI




PENANGANAN HIPERTENSI

FARMAKOLOGIS DAN NON FARMAKOLOGIS



Penanganan hipertensi menurut Lenny dan Danang (2008), secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Penanganan non obat (non farmakologis), diantaranya adalah:

a. Diet rendah garam atau kolesterol atau lemak jenuh.

b. Menurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncupjuga berkurang. Menurut Mansjoer (1999),menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks masa tubuh > 27).

c. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garan,harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastic akan sulit dilaksanakan. Cara penanganan ini hendak-nya tidak di pakai pelengkap pada penanganan farmakologis. Menurut Mansjoer 1999 (dikutip dalam Danang 2008) mengatakan bahwa sebaiknya mengurangi asupan natrium <100>

d. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hypnosis dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekana darah.

e. Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit sebayak 3-4 kali seminggu. Olahraga, terutama bila disertai penurunan berat badan. Olahraga meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang dapat mengurangi hipertensi yang terkait aterosklerosis.

f. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol. Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berrbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

g. Terapi komplementer juga termasuk penanganan secara non farmakologis, bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya menurut Sustrani, Alam, Hadibroto (2005, hh74-105) adalah dengan:

1) Terapi herba: obat-obatan untuk menagani hipertensi antara lain bawang putih atau garlic (Allium Sativum), seledri atau celery (Apium gravolens), bawang merah atau onion (Allium cepa), tomat (Lyocopercison lycopersicum), semangka (Citrullus vulgaris).

2) Terapi Nutrisi:

a) Makanan yang kaya potassium, seperti: apricot, pisang, waluh, ikan lele, bayam, tomat, kacang-kacangan , kentang, susu, yoghurt.

b) Makanan kaya magnesium,seperti :kacang-kacangan , polong-polongan dan hasil olahnya (kacang merah, kedelai, tahu), bahan makanan dari laut (ikan, kerang, cumi-cumi , dll)

c) Makanan yang banyak mengandung kalsium , seperti: polong-polongan dan hasil olahnya ,sayur-sayuran hijau , daging sappi dan ayam rendah lemak.

d) Makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial seperti:kan laut (salmon, tuna, makerel), aneka kacanag-kacanagan (kenari,kacang mete,walnut,dll)

e) Makanan yang kaya vitamin C , seperti :beragam buah-buahan (jambu biji, jeruk, mangga, papaya, rambutan), aneka sayuran yang disantap mentah,(kol, kacang panjang, daun katuk, cabai rawit,cabai merah)

f) Makanan yang banyak mengandung sengadalah daging rendah lemak, kerang, polong-polongan, beras merah , kuaci tawar.

3) Relaksasi progresif

4) Meditasi

5) Akupuntur: cara penyembuhan Tiongkok kuno dengan cara menusukkan jarum ke titik-titik tertentu di tubuh pasien.

6) Akupresur: cara penyembuhan dari Tiongkok yang mengaktifkan neuron pada system saraf, yang dapat menrangsang kelenjar-kelenjar endokrin dan hasilnya mengatifkan orang yang bermasalah.

7) Homeopati

8) Aromaterapi: cara penyembuhan dengan menggunakan konsentrasi minyak essensial yang sangat aromatik, dan diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan.

9) Terapi Bach Flower Remedy: penanganan terdiri dari dari 38 tumbuhan dan bunga yang digunakan untuk mengobati gangguan emosi yang berbeda-beda.

10) Refleksiologi: cara penanganan dengan merangsang berbagai daerah refleks (zona atau mikrosistem) di kaki , tangan, dan telinga yang ada hubugannya dengan kelenjar, organ dan bagian tubuh lainnya.

2. Penanganan dengan obat-obatan (farmakologi):

Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat inni. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter. Berikut merupakan macam-macam obat antihipertensi menurut Lenny (2008)

a) Diuretik: obat-obatan jenis diuretic bekerja ddengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume ciran di tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid.

b) Penghambat Simpatetik: Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis. Contoh obatnya adalah Metildopa, Klonidin, dan Reseprin.

c) Betabloker : mekanisme kerja obat ini adalah melelui penurunan daya ppompa jantung . Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma brokial. Contoh obatnya adalah : Metopolol, Propanolol, dan Atenolol. Pada penderita Diabetes meliitus harus hati-hati , karena dapat menutupi gejala hipoglikemia yaiu kondisi dimana kadar ula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bias berakibat bahaya bagi penderitanya. Pada orang tua terdapat gejala Bronkospasme atau penyempitan saluran pencernafasan sehingga pemberian obat harus hati-hati.

d) Vasodilator: Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, HIdralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

e) Penghambat Enzim Konversi Angiotensin: Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II yaitu zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah .

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakitkepala dan lemas

f) Antagonis kalsium : Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung atau kontraktilitas. Yang termasuk golongan obat ini adalah: Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit pusing, sakit kepala dan muntah.

g) Penghambat Reseptor Angiotensin II: cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiostensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efe samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.