MENU NAVIGATION


Nicolo paganini

Nicolo Paganini adalah seorang
pemain biola classic. Setiap
pertunjukan yang digelarnya selalu
dihadiri ratusan orang dan tiket yang
dijual pun pasti habis. Paganini
memang luar biasa. Bila biola sudah
dimainkan, siapapun yang mendengar
pastilah akan hanyut dalam setiap
petikan dawainya. Bila dia memainkan
musik bertema bahagia, maka
bahagialah perasaan mereka yang
mendengarnya hingga dunia terasa
indah. Bagitu juga bila dia memainkan
musik bertema kesedihan, maka
sedihlah mereka yang mendengarnya
hingga tanpa terasa meneteskan air
mata. Kalau ada musisi yang selalu
dibicarakan, itu tidak lain pastilah
Nicolo Paganini Sang Pemain Biola.
Suatu hari, Paganini berencana untuk
mengadakan sebuah pertunjukan. Lain
dengan sebelumnya, kali ini dia akan
mengadakan pertunjukkan yang akan
menghebohkan seantero Italia.
Pertunjukan paling berkesan yang
takkan dilupakan oleh masyarakat Italia
hingga puluhan bahkan ratusan tahun
ke depan.
Untuk hal tersebut, Paganini
menyiapkan segala-galanya. Dia tidak
ingin pertunjukan termegahnya itu
tampil mengecewakan. Berbagai
pilihan lagu yang berkualitas dicari dan
dikumpulkannya. Tak lupa pula segera
berita pertunjukan tersebut disebarkan
ke seluruh penjuru Italia. Dengan
demikian dalam waktu singkat saja,
orang-orang sudah membicarakan
seperti apa nanti kira-kira pertunjukan
yang akan digelar oleh Paganini.
Hari H pun tiba. Seluruh tiket yang ada
sudah habis terjual sejak tiga hari
sebelumnya. Harganya, tentu 2x lipat
dari harga pertunjukan biasa karena ini
adalah pertunjukan terhebatnya. Para
audience pun tak peduli meski mereka
tidak mendapatkan tempat duduk
(karena penuhnya). Mereka hanya
ingin mendengar alunan dawai biola
Sang Paganini.
Pertunjukan dimulai. Untuk malam itu,
Paganini menyiapkan 10 lagu
terbaiknya. Dia yakin malam itu akan
menjadi malam yang tidak terlupakan.
Satu demi satu lagu yang telah
dipersiapkan sebelumnya dia mainkan.
Suasana tribun silih berganti. Kadang
penuh dengan senyum kebahagiaan.
Kadang penuh dengan isak tangis para
penonton. Ini semua tergantung tema
musik yang dimainkan oleh Paganini.
Semua berjalan lancar pada awalnya.
Ketika Paganini memainkan lagu ke-10,
tiba-tiba saja musibah itu terjadi. Satu
dawainya tiba-tiba putus. Pertanda
apakah ini? Seluruh penonton pun
berdiri dan memberikan tepuk tangan.
Mereka menyerukan kepada Paganini
bahwa mereka mengerti dan akan
menunggu Paganini untuk mengganti
dawai biolanya terlebih dahulu. Namun
apa yang terjadi? Paganini berkata
melalui microphonenya, “Paganini
dengan 3 dawai biola.” Dia pun
memainkan lagu ke-10 tersebut
dengan 3 dawai saja.
Lagi-lagi kesialan itu datang. Dawainya
kembali putus hingga tersisa 2 buah
saja. Namun tetap saja Paganini hanya
berkata, “Paganini dengan 2 dawai
biola.” Dan dia pun memainkannya
dengan dua dawai biola yang tersisa.
Penonton pun semakin larut dalam
permainannya yang sungguh
menggugah hati.
Hingga… Tus…, putuslah dawai ketiga.
Kini hanya tersisa satu dawai saja.
“Petaka apa ini?”, pikir Paganini. Reaksi
penonton kali ini terdiam. Mereka
memberikan tepukan tangan perlahan.
Mereka terus memberikan segenap
dukungan pada Paganini sembari
menyerukannya untuk mengganti
biolanya. Mereka memaklumi itu
semua. Namun, apa reaksi Paganini?
Dia hanya berdoa dalam hati dan
berkata, “Paganini dengan 1 dawai
biola.” Dia tahu itu sulit. Tapi dia terus
meyakinkan dirinya bahwa Paganini
akan menampilkan pertunjukan yang
takkan terlupakan. Dia fokus pada
tujuan akhirnya, konser yang sukses.
Dengan susah payah, dia mencoba
menemukan permainannya yang bisa
terdengar indah hanya dengan 1
dawai. Dia tidak fokus pada masalah
putusnya 3 dawai.
Luar biasa… ibarat sebuah keajaiban,
permainannya menjadi sangat indah.
Permainan yang bahkan lebih bagus
dan memberikan kesan mendalam
dibandingkan dengan 9 lagu
sebelumnya. Dan pertunjukan itu dia
tutup dengan manisnya sembari
mengucapkan terima kasih pada
penonton yang selalu mendukungkan.
Banjir air mata dan suara tepuk tangan
pun tak terelakkan lagi.
Maka semenjak pertunjukan termegah
malam itu, tak pernah ada musik yang
dibicarakan selain permainan Sang
Pemain Biola 1 Dawai… Siapa lagi kalau
bukan Nicolo Paganini.
Nah, sepengal kisah hidup Paganini
Sang Pemain Biola 1 Dawai sudah saya
sharingkan. Sekarang waktunya kita
bedah pelajaran apa yang bisa diambil
di dalamnya.
Ketika memainkan biolanya, dawai
Paganini putus satu persatu. Itu tentu
merupakan sebuah masalah. Namun,
lihatlah bagaimana Paganini bersikap.
Dia tidak peduli dengan masalah itu.
Paganini tidak memfokuskan dirinya
pada masalah. Dia memilih untuk
bersikap tenang dan fokus bagaimana
solusi pemecahan dari masalahnya.
Sekali lagi bukan pada masalah, tapi
fokus pada solusi.
Paganini bisa melakukan itu semua
karena dia memiliki sebuah keyakinan
yang mendalam serta visi yang begitu
berakar di dalam hatinya. Visinya
adalah menjadikan pertunjukan malam
itu menjadi pertunjukkan yang tidak
akan terlupakan sepanjang masa dan
dia yakin pasti bisa mewujudkannya.
Ngomong-ngomong, kalau kita
senantiasa fokus pada solusi ketika
masalah datang, maka kita
memberikan kesempatan pada otak
kita (khususnya sisi kreatifitas) untuk
bekerja dan mencari jalan keluarnya.
Kalau ini sering dilakukan maka sama
artinya kita melatih otak untuk kreatif
dan inovatif.
Sebaliknya, manakala kita fokus pada
masalah yang ada, maka kita menutup
jalan otak kita untuk bisa berpikir dan
berkembang. Ujung-ujungnya, hanya
mengeluh dan selalu merasa tidak
pernah ada jalan keluar untuk masalah
ini. Kalau Anda tertarik mempelajari hal
ini lebih dalam, silahkan baca buku
“MANAGE YOUR MIND FOR SUCCESS”
karangan Adi W. Gunawan.
Semoga yang sedikit ini bisa
bermanfaat.